Minggu, 24 Agustus 2014

Kerbau Asli Manggarai

 Manggarai secara adat dan religius sangat dekat dengan kerbau. Artefak yang selalu diletakan di atas rumah adat berupa pahatan muka manusia yang memiliki tanduk dan yang digunakan adalah tanduk kerbau. Tanduk kerbau yang digunakan berasal dari kerbau yang dikorbankan untuk persembahan ke arwah nenek moyang dan roh dari kampung (orang manggarai menyebutnya " naga beo") pada saat acara "congko lokap".
Selain itu kulit kerbau yang tersebut dibuat menjadi "ngiling" (perisai) dan larik (cambuk) yang biasa digunakan dalam tarian caci.
Kerbau juga menjadi barang atau tanda  dalam acara adat pernikaan manggarai yang dijadikan mas kawin ('paca'). Banyaknya jumlah kerbau yang dijadikan paca menunjukan derajat dari dua keluarga bersar yang terlibat. Semakin banyak kerbau menjadi tanda orang tersebut kaya, jadi pada jaman manggarai dahulu kala orang ramai-ramai pelihara kerbau.
Namun kondisi tersebut tidak bertahan terlalu lama, ketika permintaan kerbau dari luar kabupaten manggarai semakin meningkat banyak kerbau diekspor keluar daerah. berdasarkan data dari buku manggarai dalam angka 2013 jumlah populasi kerbau tinggal 6.767 ekor. Jumlah populasi kerbau ini kemungkinan akan terus mengalami penurunan jika ekspor kerbau tidak dibatasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate